Jumat, 27 Maret 2009

Siatematika dan Redaksi Al-Qur’an Oleh : Harif Supriady(10512000181) Mata Kuliah Study Al-Qur’an.

I.Pendahuluan
Dalam perkembangan zaman yang sangat maju , seperti yang kita lihat pada hari ini , adalah sebuah isyarat bagi kita untuk senantiasa mem q proteksi paradigma berpikir relegi yang mengakar dan bersumber dari manhaj Al-Qur’an dan sunnah , apalagi kita tahu bahwa konsekuensi dari perkembangan zaman adalah problematika keagamaan semakin banyak , mulai dari anggapan bahwa agama bukanlah solusi dalam kehidupan , penulis menganalisa bahwa ada kekeringan dan kehampaan dalam kehidupan manusia tanpa agama. Sikap yang cenderung kepada hal-hal yang bersifat relegi adalah fithrah manusia itu sendiri. Penulis memandang bahwa Al qur’an sebagai kitab suci adalah sebagai solusi dari semua permasalahan yang ada di dunia ini, karena zaman telah mencatat dengan tinta emasnya betapa gemilangnya para generasi qur’any dalam memimpin dunia ini di bawah panji Islam.
Seperti sejarah turunnya , al qur’an memiliki rentetan sejarah yang panjang ,dan mengundang banyak para ilmuan untuk meniliti , ayat demi ayat dalam alqur’an. Penulis sangat tertarik dalam meneliti al qur’an dari aspek sistematika dan redaksinya , karena seringkali para orientalis barat dahulu maupun sekarang , berusaha mandatangkan keraguan terhadapa kitab suci yang menjadi acuan dan manhaj hidup orang muslim. Sebagaimana firman Allah SWT.
إن هذا القرآن يهدى للتى هى أقوم..........(الاسراء: ٩)
Artinya : Sesungguhnya Alqur’an ini memberikan petunjuk kepada jalan yang lurus.(Al isra’ :9).
Imam ash shabuny menulis dalam tafsirnya bahwa Alqur’an ini adalah pentunjuk jalan yang paling jelas . Kita bisa menganalisa bahwa memang dalam kehidupan sehari-hari, Alqur’an memang menjadi solusi dalam berbagai problematika kehidupan. Dalam perjalanan sejarah Alqur’an memiliki kemukjizatan yang luar biasa , karena dari aspek redaksi dan sistematikanya sangat menakjubkan , oleh karena itu Alqur’an akan terjaga selamanya dari tangan yang penuh dengan hawa nafsu . Sebuah hal yang sangat manarik jika menganalisa tentang redaksi Alqur’an ,yang isinya memiliki gaya penuturan yang luar biasa , mengagumkan bagi yang mendengarkan. Gaya penuturan ini memang tiada tandingan dari sekian banyak syair-syair , maka bukanlah suatu yang mengherankan bahwa banyak di antara para ahli sastra arab di masa Nabi SAW, menjadi lemah dan tidak dapat berkata banyak ketika berhadapan Alqur’an , melainkan mereka mangakui bahwa ini adalah perkataan Allah bukan perkataan manusia.

II.Pembahasan
Dalam sistematika penataan al qur’an terdapat dalil yang menyatakan bahwasanya penataan surat dalam Al qur’an bersifat tauqify yaitu di masa Nabi hidup, ini bisa kita lihat di hadits Huzaifah Ats Tsaqofy termasuk salah seorang utusan dari orang-orang yang telah menyatakan Islam berkata Nabi SAW datang kepadaku bagian dari Al qur’an saya tidak akan berhenti sampai saya menyelesakan bacaannya, maka kami bertanya kepada shabat Nabi ketika itu , bagaimana kalian menyusun al qur’an mereka menjawab , kami menyusunnya dari tiga ,lima , tujuh, sembilan, sebelas, dan tiga belas surat kemudian bagian akhir dari surat Qaf sampai kepada akhir Alqur’an (HR.Ahmad dan ibnu majah)
A. Penataan Surat dan Ayat
Ketika kita berbicara masalah penataan atau penyusunan surat maupun ayat yang kita jumpai pada saat ini , adalah sebuah hal kontroversi di kalangan para ahli ilmu , terutama kalangan yang menaruh syubhat tentang tertib Alqur’an. Permasalahan penataan surat dalam Alqur’an. Sebuah polemik di kalangan ahli ilmu, para ulama membagi susunan Ayat kedalam empat bagian yaitu:
• At Thuwal (الطوال). ada tujuh surat yaitu : Al baqarah, Ali’imran ,An nisa’, Al maidah, Al an’am, Al A’raf, Al Anfal dan At taubah
• Al mi’un (المئون), adalah surat melebihi seratus Ayat atau mendekati
• Al matsany(المثانى), adalah ayat yang suratnya kurang dari seratus.
• Al mufashal(المفصل), adalah ayat yang kebanyakannya terletak di akhir Alqur’an .
Kebanyakan para ahli ilmu berbeda pendapat tentang penataan surat-surat dalam Al qur’an , ada yang mengatakan bahwasanya penataan bersifat tauqify dan ada juga yang mengatakan bersifat ijtihady di kalangan para sahabat. Sebuah polemik yang berkepanjangan, Imam as suyuthi mengatakan bahwasanya susunan surat-surat dalamal qur’an semuanya tauqify kecuali dua surat yaitu Al Anfal dan At taubah . Terkait fakta sejarah tentang surah alanfal dan at taubah keduanya dimasukkanoleh khalifah Utsman kedalam golongan at Thuwal sedangkan al anfal sendiri termasuk kedalam Almatsany dan At taubah adalah al mi’un , ibnu abbas menanyakan permasalahan ini kepada utsman maka beliau menjawab, dahulu Nabi SAW ketika turun kepadanya surat-surat tertentu maka memanggil para penulis Al qur’an kemudian menyuruh meletakkan surat-surat pada posisi tertentu sesuai dengan ketentuan dari nabi SAW. Surat Al anfal merupakan surat yang awal turun di madinah sedangkan At taubah termasuk yang terakhir turun, dan kandungan Attaubah serupa relative sama dengan al anfal maka dengan demikian utsman menggabungkan keduanya tanpa menyela keduanya dengan basmalah dan memasukkan kaduanya dalam At thuwal . Dengan seluruh surat al qur’an adalah bersifat tauqify , dan tidak ada pertentangan , sedangkan perselisihan sebagian ahli ilmu tentang dua surat(al anfal dan at taubah) keduanya adalah ijtihad dari khalifah utsman bin affan,
Adapun penataan ayat-ayat Al qur’an adalah bersifat tauqify yaitu dari Allah SWT kepada Nabi SAW . Jumlah dari ayat-ayat yang ada di dalam al qur’an terdapat banyak beberapa pendapat yang mengemukakan argumentasinya masing-masing namun penulis melihat secara keseluruhan pendapat para ulama tersebut maka itu berkisar antar 6200 ayat lebih, tidak ada yang melebihi ataupun melampui jauh dari jumlah itu, ada yang mengatakan jumlah ayat-ayat tersebut 6666 ayat , sungguh ini adalah sangkaan dan pendapat ang tidak bisa dipertanggungjawabkan secara kajian ilmiah , penulis pun belum pernah mendapatkan keterangan dari perkataan ulama salaf maupun khalaf berpendapat seperti demikian, maupun dari sumber-sumber ulumul qur’an yang ada, berikut beberapa pendapat ulama tentang jumlah ayat-ayat al qur’an:
• Pada awal surat madaniyah tujuh belas ayat, demikian kata nafi’
• Pada akhir surat madaniyah empat belas ayat menurut syaibah, dan sepuluh ayat menurut abu ja’far
• Ayat makkiah duapuluh
• Para ahli kufah mengatakan 36 ayat ,diriwayatkan dari hamzah az zayyat.
• Para ahli bashrah 5 ayat, diriwayatkan dari ‘ashim al jahdary.
Demikian ikhtilaf beberapa ulama tentang jumlah ayat-ayat dalam al qur’an , adapun tentang sebab terjadinya khilaf tersebut adalah dahulu ketika nabi SAW sedang membaca ayat lalu berhenti sebagai isyarat bagi para sahabatnya bahwa dia adalah satu ayat, dan sebagian juga mengatakan berhentinya nabi SAW pada saat membaca bukanlah dianggap satu ayat sempurna, maka disambung dengan ayat sesudahnya untuk mencapai kesempurnaan makna



B. Basmalah di awal Surat
Setiap surat yang ada dalam Al qur’an Allah SWT membukanya dengan kata basmalah, ini menunjukkan kepada kita, bahwasanya setiap Amal yang kita kerjakan maupun perkataan hendaklah dimulai dengan basmalah , ini merupakan perbedaan kaum muslimin dengan kaum musyrikin yang memulai pekerjaan dan perkataan mereka dengan nama-nama tuhan dari patung yang mereka buat , ini adalah sebuah keutamaan yang kita peroleh apabila di awal setiap aktivitas Dalam kehidupan kita jika dimulai dengan basmalah ,akan menjadi nilai ibadah di sisi Allah SWT. Dan juga menunjukkan bahwasanya setiap amal perbuatan dan aktivitas yang kita lakukan harus berorientasikan kepada nilai-nilai ketuhanan.

C. Pembuka Surat
Al fawatih As suwar adalah beberapa kalimat yang banyak terdapat di setiap awal surat , seperti المص di awal al a’raaf, الر awal surat yusuf ,dan banyak lagi kita jumpai di awal beberapa surat dalam Al qur’an.. berkata para mufassir bahwa salah satu hikmah adanya pembuka surat ini , menunujukkan kepada kaum quraisy ketika itu , bahwa al qur’an di turunkan dengan huruf yang mereka kenal sebelumnya . Adapun fawatih suwari ini adalah bagian ayat mutasyabih dari Al qur’an .
Penulis mendapati adanya interpretasi terhadap fawatih as suwari ini ,tidak satupun dalam berbagai buku-buku tafsir yang ada menjelaskan tentang makna dari ayat-ayat fawatih as suwari , yang mana rahasianya hanya dalam ilmu Allah SWT.
وما لهم به من علم إن يتّبعون إلا الظن , وإن الظن لايغنى من الحق شيئا (النجم : ٢٨)
Artinya : Tidaklah mereka mengetahui sedikitpun melainkan prasangka, maka sesungguhnya prasangka tidak mendatangkan kebenaran sedikitpun.
...والراسخون فى العلم يقولون آمنابه ,كل من عند ربنا.... (ال عمران :٧)
Artinya : Adapun orang-orang yang memiliki ilmu, mereka mengatakan , kami beriman kepadanya (ayat-ayat mutasyabihat),kesemuanya itu dari sisi Allah SWT
Maka sebuah keniscayaan bagi seorang yang berilmu tentang Al Qur’an hendaknya menghindari penakwilan terhadap ayat-ayat al qur’an yang mutasyabih, adapun kata-kata Rasikhun sebagaimana hadits Nabi SAW dari Abu darda’ yang ketika Nabi ditanya tentang siapa mereka Ar Rasikhun yaitu orang-orang yang benar amalnya , benar pembicaraanya , bersih hatinya , dan orang-orang yang menjaga perutnya dan kemaluanya . Adapun ada yang mengatakan bahwa thaha dan yasin adalah nama lain dari Nabi Muhammad SAW maka ini adalah syubhat yang interpretasinya tidak bisa dipertanggung jawabkan.
D. Munasabah antar Surat dan Ayat
Munasabah adalah keselarasan surat dan ayat Al qur’an, bahwa terdapat kedekatan dan keserupaan di antara surat dan ayat menyebabkan adanya hubungan antara satu surat dengan surat yang lain, antar ayat dengan ayat yang lain . Banyak terdapat keserupaan dalam Al qur’an . seperti contoh di bawah ini:
• Adanya keserupaan ayat dalam satu surat dengan ayat di surat yang berbeda, seperti: surat Al baqarah 34 dengan ayat di surat Al a’raaf ayat 12 , di sana dijelaskan bahwa di ayat Al baqarah iblis la’natullah ‘alaih tidak mau sujud , hal ini di jelaskan di ayat al a’raf alasan iblis tidak mau sujud, karena dia diciptakan dari tanah sedangkan adam diciptakan dari tanah. Juga munasabah ayat Al baqarah 120 dengan Al maidah ayat 82, yaitu dalam surat Al baqarah orang yahudi dan nashrany tidak akan sengan selamanya dengan kaum muslimin, akan tetapi dalam ayat Al maidah lebih mendetail , yaitu kaum yahudi lebih memusuhi kaum muslimin, dan ada segolongan ulama dan pendeta dari kalangan nasrany yang memiliki kedekatan dengan orang mukmin dan mereka tidak menyombongkan diri dan mau menerima islam sebagai agama mereka, dan mereka beriman kepada Allah SWT dan rasulnya Muhammad SAW, mereka ini sebagian ahli tafsir mengatakan adalah raja najasy dan rakyatnya ketika menyambut ja’far bin abi thalib yang dating dari makkah untuk meminta perlindungan kepada raja nashrany ini,yang akhirnya beliau dan rakyatnya beriman kepada Allah dan Rasulnya SAW.
• Munasabah dua Ayat dalam satu surat, seperti dalam surat Al Maidah ayat 64, 66 dengan 68 , semuanya sama-sama berbicara tentang keadaan bani israil ingkarnya mereka dengan perintah Allah SWT menyebabkan mereka hina di sisi Alla SWT.
E. Gaya Penuturan
Dalam al qur’an banyak kita jumpai uslub-uslub yang indah , ini erat kaitan dengan ilmu balaghah arabiyah , karena banyak uslub-uslub balaghah yang terkandung dalam Al qur’an , seperti ijaz ,ithnab, tasybih, haqiqah dan majazy,masih banyak lagi gaya penuturan yang membuat kemukjizatannya sesuatu hal yang tak tertandingi.
• Ijaz , dalam istilah balaghah kalimat ini diartikan oleh para ahli balaghah adalah satu ungkapan mengandung banyak makna contohnya dalam surat Al a’raf:
خذ العفو وامر بالعرف و أعرض عن الجاهلين (الأعراف : 199)
Artinya : Jadilah engkau orang yang pema’af , serulah orang kepada yang hal yang ma’ruf dan berpalinglah dari orang-orang bodoh.
Di sini kata ‘urf mencakup segala hal yang mengandung kebaikan
• Ithnab dalam ilmu balaghah adalah menambah lafazh dalam sebuah makna untuk sebuah tujuan tertentu . Contohnya
حافظوا على الصلوات والصلاة الوسطى ...(البقرة: 238)
Artinya : Peliharalah olehmu shalatmu dan shalat wustha (ashar).
Kita dapat mengambil sebuah kesimpulan bahwa setelah Allah menyebutkan kewajiban shalat lima waktu dan menegaskan shalat wustha (ashar) karena banyak orang yang meremehkan waktu ashr disebabkan kelelahan setelah bekerja
• Haqiqah, As sikaky seorang ahli balaghah mengatakan bahwa haqiqah adalah penggunaan kalimat kalimat yang jelas tanpa ada interpretasi terhadap sebuah hokum seperti dalam Al qur’an. Pengharaman judi ,khamr , daging babi dsb.
• Majaz , sama seperti hal nya haqiqah ,majaz merupakan kebalikan dari haqiqah yaitu pengalihan ungkapan yang menggunakan makna perumpamaan daripada makna sebenarnya kepada yang lawan bicara, hal ini banyak sekali kita jumpai dalam Al qur’an
......فمثله كمثل الكلب إن تحمل عليه يلهث أو تتركه يلهث..... (الأعراف: 176)
Artinya : Perumpamaan mereka (orang yang mengikuti hawa nafsunya), seperti anjing, apabila kamu menghalaunya lalu ia menjulurkan lidahnya atau jika kamu biarkan ia tetap menjulurkan lidahnya…

.F. Pakar Ulumul qur’an
Dalam sejarah orang yang paling pertama pakar ulumul al qur’an dari kalangan shahabat adalah ibnu abbas ra , dan dilanjutkan oleh taabi’in sesudahnya sayyid ibnu musyyab. Dan juga kita kenal imam ibnu katsir karangan-karanganya, tafsir al qur’anul ‘azhim, qashashul anbiya’ fil qur’an, al bidayah wan nihayah adalah sekian banyak karangan beliau, kemudian imam ath thabary yang terkenal dengan tafsir jami’ul bayan , imam al qurthuby dengan jami’ ahkamul qur’an, dan pada zaman sekarang ini banyak kita kenal nama-nama pakar ulumul qur’an di antaranya, Muhammad ash shabuny dengan sofwah at tafasir, Prof.Dr. hamka dengan tafsir al azhar, terakhir muhamad quraisy shihab penulis tafsir al mishbah beliau adalah alumni universitas al azhar penyandang gelar doctor dengan predikat mumtaz (cum laude).

III.Penutup.
Sungguh telah jelas bagi kita semua bahwa Al qur’an memang perkataan yang sarat dengan kemukjizatan, baik dari aspek bahasa , ilmu pengetahuan , sistematika dan redaksinya, maka suatu fenomena yang mengherankan ada orang-orang yang ingin mengganti posisi Al qur’an sebagai manhaj hidupnya dengan aturan-aturan manusia, yang itu sesungguhnya awal kahancurannya hidup di dunia ini, sungguh sejarah telah mengukirnya dengan tinta emas , tiada seorang pun yang sanggup menandingi ketinggian Al qur’an, dari aspek gaya bahasa misalnya , belum lagi Aspek-aspek lainnya yang terkandung dalam Al qur’an. Waallhu a’lam bish shawab










Daftar Pustaka
(فهرس المراجع)
- القرآن الكريم
- بكرى شيخ أمين , البلاغة العربية فى ثوبها الجديد , دار الثقافة الإسلامية , بيروت, لبنان.
- إمام ابن كثير , تفسير القرآن العظيم , مكتبة الرشد , رياض, المملكة العربية السعودية.
- محمد على الصابونى , صفوة التفاسير , مكتبة البحوث والدراسة بدار الفكر, بيروت , لبنان.
- محمد عبد العظيم الزرقانى , مناهل العرفان فى علوم القرآن, دار الكتب العلمية, بيروت, لبنان.
- مناع القطان.
- Abu Anwar,Drs. “Ulumul qur’an” sebuah pengantar

3 komentar:

  1. mekum....nie ane adrian....apa antum masih kenal ma ana..? cieeee ada bahasa arabnya nieeee.tapi diperbanyak lagi tu tulisan nya biar mantab.....

    BalasHapus
  2. aslm. maaf, untuk pembagian redaksi alquran menjadi ijaz, ithnab, haqiqah tuh ada di kitab apa ya pak ustadz. makasih jawabannya. bisa kirim jawabannya di iwan_efendi26@yahoo.co.id. makasih.

    BalasHapus
  3. assalamu'alaikum pak ust. terimakasih tas artikelx, krna bisa menambah referensi buat makalah ni. tpi, da yang kurang pak ust, bagaimana perbedaan pendapat para ulama' mengenai ijaz dan ithnab ??

    BalasHapus